Yudabbirul ‘Amra di Majelis Gorontala Rasulullah

Yudabbirul ‘Amra di Majelis Gorontala Rasulullah

Penulis: Akmalul Muslimin Katili dan Dr. Hamidullah Mahmud, Lc., MA.
Mahasiswa Magister Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta
.

Yudabbirul ‘Amra secara bahasa terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan urusan yang dikenal dengan istilah manajemen. Seperti dalam ayat Al-Qur’an:

Dan

Itu berarti: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (masalah) naik kepada-Nya dalam satu hari, yang lamanya menurut perhitunganmu adalah seribu tahun.” (QS. As-Sajdah: 5).

Syaikh Prof. dr. Wahbah az-Zuhaili mengatakan, maksud ayat ini adalah Allah SWT yang mengatur segala urusan hamba-Nya, baik di langit maupun di bumi. Allah mengendalikan segala peristiwa dan segala sesuatu yang terjadi. Kemudian, pada hari kiamat, Allah juga akan mengembalikan semuanya itu kepadanya. Semua itu merupakan ketetapan dan kepastian akan kekuasaan-Nya. Jumlah hari di akhirat/hari kiamat sama seperti seribu tahun di dunia. Arti jumlah hari disini adalah jangka waktu yang hanya Allah SWT yang mengetahui, satu hari disisi Allah ibarat seribu tahun menurut orang menghadapi akhirat. Hari-hari di akhirat sama dengan lima ribu tahun.

Dalam ilmu manajemen terdapat unsur-unsur manajemen, salah satunya adalah metode. Jika metode dipadukan dengan kata dakwah, maka terciptalah pengertian bahwa manajemen dakwah adalah cara atau pola penyelenggaraan dakwah untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif dan efisien. Metode dakwah Majelis Nabi merupakan rumusan untuk mengajak umat agar semakin mencintai Nabi dan menjadikannya idola utama dalam kehidupan mereka.

Era digital telah mengakibatkan perubahan dalam cara masyarakat memperoleh dan memberikan informasi. Informasi menyebar dengan cepat ke mana saja hanya dengan satu sentuhan jari. Hal ini menjadi tantangan bagi organisasi dakwah dalam pelaksanaan siarannya. Beberapa khatib pun harus menyesuaikan model dakwahnya, yang dahulu hanya berdakwah dari mimbar ke mimbar, kini khatib dan organisasi dakwah harus menggaet jemaah dari media sosial.

Dakwah Majelis Rasulullah di Gorontal mempunyai visi dan misi yaitu dakwah ilallah dengan meneladani Nabi dan mempunyai tiga tujuan yang disebut misi yaitu ilmu, akhlak dan dakwah yang bertujuan untuk mengembangkan akhlak khusus bagi umat manusia. rakyat. generasi muda serta dakwah illallah.

Secara umum Al-Qur’an dalam surat An-Nahl ayat 125 dijelaskan bahwa ada tiga metode dakwah, yaitu melalui Hikmah, yaitu menyampaikan ajaran agama Islam dengan melihat kemampuan jamaah dengan harapan subjek da ‘wah kedepannya bisa melakukannya tanpa , merasa terpaksa. Mau’izhah Hasanah merupakan teladan penyampaian dengan penuh kasih sayang hingga menyentuh hati jamaah. Mujjadi adalah proses akhir, jika dipandang perlu, yang bertujuan untuk menyanggah sebaik-baiknya dengan tidak menekan atau menjelek-jelekkan suatu kelompok atas suatu pemahaman yang menyimpang dari apa yang disepakati mayoritas ulama.

READ  PPATK juga memantau ratusan ribu safe deposit box terkait dana kampanye

Dalam berbagai bentuknya, dakwah terus merambah ke segala aspek kehidupan. Dakwah yang dilakukan Majelis Rasulullah mencakup berbagai generasi muda, baik perorangan maupun kelompok atau lembaga dan organisasi kepemudaan lainnya. Majelis Nabi juga menggunakan berbagai sarana komunikasi yang dimungkinkan sesuai dengan kebutuhan umat. Karena dakwah merupakan kegiatan yang mengajak umat untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dan sebagai titik tolak perubahan dalam masyarakat.

Selain metode dakwah yang diberikan secara tatap muka, Majelis Rasulullah juga memperluas dakwah dengan dua metode yang dibalut dalam dunia digital. Metode dakwah online, khusus dakwah dengan model penyampaian dan disertai perilaku yang dapat meniru jamaah.

Ada beberapa media yang bisa digunakan untuk berdakwah, Majelis Rasulullah menggunakan beberapa media sosial untuk menyiarkan dakwah yaitu; Fanpage Facebook Majelis Rasulullah dan FanPage Perusahaan Ustadz Salim Aljufri, Instagram, YouTube dan TikTok. Media lain yang digunakan untuk menampung aspirasi jamaah adalah WhatsApp dan Telegram.

Terdapat perbedaan antara Majelis Rasulullah dengan majelis lain di Gorontala dalam pembinaan generasi muda. Majelis Rasulullah membangun komunitas yang bertujuan untuk mendukung jamaah khususnya generasi muda yang menjadi bagian dari agenda Dauroh Kita, serta menyelenggarakan dakwah, seperti di bidang perca, bidang media, dan lain-lain. bertujuan untuk mengembangkan potensi jamaah. Kalaupun seseorang mempunyai potensi lebih di bidang agama, ia akan mendapat beasiswa untuk mengirimnya ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Terlihat dari berbagai majelis di Gorontal bahwa Majelis Rasulullah merupakan majelis yang dakwah digitalnya berkembang sangat pesat.

Dakwah konvensional memang sangat efektif karena dapat mendorong jamaah untuk mengikuti ilmu-ilmu agama dan dapat saling mengajak teman, kerabat dekat bahkan keluarga untuk ikut serta dalam kajian ilmiah. Namun nasehat Rasulullah Gorontala berpendapat bahwa ceramah tidak harus dihadapan khalayak secara langsung. Dalam membina generasi muda, Majelis Rasulullah tetap menjalankan dakwahnya tanpa memandang besarnya jemaah. Media sosial digunakan sebagai sarana menyebarkan dakwah dan membandingkan konten-konten negatif agar memudahkan konsumsinya oleh generasi muda yang kini lebih dekat dengan media sosial. Pesan dakwah melalui media sosial juga dapat dibenarkan ketika jamaah yang mengikuti kajian online dapat dengan mudah mendengarkan pesan dakwah dimana saja dan kapan saja tanpa ada hambatan. Dan ini merupakan cara yang dapat memudahkan jamaah dan dapat memberikan wawasan yang lebih bermanfaat.

READ  Peluang Investasi Menjanjikan Di Samarinda Kreatif

Menurut Ketua MUI Provinsi Gorontalo, metode dakwah digital merupakan alat yang digunakan untuk mengimbangi konten negatif. Dakwah digital sangat baik karena dua ciri atau tipenya; yaitu memotivasi generasi muda agar sadar dan terpacu untuk beribadah serta memperluas ilmunya di waktu senggang, namun bukan sebagai sarana satu-satunya. Teknologi digital bukan satu-satunya media karena dapat membahayakan orang yang mempelajari ilmu melalui digital. Itu hanya pemicu bagi masyarakat biasa untuk berpartisipasi secara langsung. Karena ilmu agama berkaitan dengan keyakinan atau pemikiran Islam, maka Anda harus hadir untuk mempelajarinya secara langsung agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Kalau tidak paham, tapi ada gurunya, maka guru itu yang mengerti. Namun jika tidak paham dan tidak mempunyai guru secara langsung, maka terjadi kesalahpahaman. Bahayanya, pemahaman yang salah ini diterima sebagai kebenaran dan menyebar ke banyak orang. Dakwah digital baik untuk meningkatkan akhlak generasi muda karena banyak terjadi kerusakan akhlak di kalangan generasi muda saat ini. Maka digitallah yang efektif membawa mereka pada kebaikan saat ini dengan harapan suatu saat mereka bisa langsung hadir tanpa harus melalui dunia digital. Digital itu ibarat hutan belantara, disuruh mencari sesuatu sendiri tanpa pemandu, bahaya kalau masuk ada orang yang tidak tahu jalannya. Jika Anda tidak memiliki pemandu, Anda mungkin mendapatkan kayu, ular, dan lainnya. Jika Anda memasuki hutan dengan pemandu, Anda mungkin akan menemukan pemandangan indah atau buah-buahan segar. Metode dakwah yang diterapkan oleh Majelis Rasulullah adalah metode menjangkau suatu pertemuan secara jarak jauh.

Perkembangan media sosial saat ini menjadi sumber kehidupan dimana generasi muda bebas berinternet, sehingga hal inilah yang mendorong Majelis Rasulullah Gorontala untuk tetap lebih berkreasi dan mengikuti pola zaman guna membina generasi muda.

Dalam proses penyebaran dakwah yang dilakukan Majelis Rasulullah, Majelis Rasulullah berperan dan berperan besar dalam acara dakwah di Gorontala. Lahirnya Majelis Rasulullah membuktikan bahwa dakwah seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Gorontal, yakni dakwah yang dingin, bahasa yang indah tanpa ada maksud memecah belah umat, namun sekedar menyatukan umat dengan meneladani dan meneladani akhlaknya. dan moral masyarakat. Nabi Muhammad.

READ  Soal HAM jelang debat KPU, TKN Prabowo-Gibran mengumpulkan 98 aktivis

Sementara itu, proses penyebaran dakwah Majelis Rasulullah dalam perannya di Gorontal tidak hanya berlangsung secara tatap muka, namun juga melebarkan sayapnya kepada pihak-pihak yang lebih dekat dengan umat. Di antara tugas Majelis Rasulullah adalah menunjukkan konsistensi dalam menyebarkan dakwah melalui media sosial. Besar atau kecilnya angka bukanlah tujuan utama, namun jika dilihat dari dampaknya dalam dunia sosial, maka itu adalah tujuan utama yang bisa diselamatkan dan dapat didengarkan kembali kapan saja.

Jika melihat beberapa pertemuan di Gorontal, peran Majelis Raslullah sangat berbeda, yaitu lebih banyak menunjukkan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh generasi muda dibandingkan generasi tua. Nasehat Nabi tidak menutup kemungkinan tenaga para sesepuh untuk berkontribusi dalam dakwah, namun hal ini merupakan bentuk pemahaman terhadap aktivitas yang dilakukan oleh para sesepuh. Maka dengan semangat generasi muda maka dakwah ini akan semakin berkembang karena berasal dari lingkungan generasi muda yang belum memiliki kesibukan seperti orang tua. Hal ini juga tidak dapat dikaitkan dengan kurangnya perilaku. Sebab ketika kelompok tua mempunyai kesempatan untuk ikut serta dan berkontribusi dalam dakwah, maka generasi muda memanfaatkannya sebagai wadah untuk meminta arahan dan bimbingan bagi pengembangan dakwah Majelis Nabi.

Majelis Yudabbirul ‘Amra Rasulullah tidak hanya membina generasi muda melalui media sosial menjadi generasi yang mencintai akhlak dan akhlak Nabi Muhammad SAW. Namun peran Majelis Rasulullah adalah menjaga dan melindungi generasi muda dari paham radikal-ekstremis, terutama yang saat ini sedang gencar tersebar di media sosial. Hal ini juga yang menjadi kelemahan media sosial yaitu mudahnya mengakses ilmu atau pemahaman meskipun sumber ilmunya tidak jelas. Majelis Rasulullah menyampaikan materi yang menyinggung tentang Fiqih, Aqidah dan akhlak serta membahas tasawuf. Dan dalam setiap jadwal disajikan materi yang diambil dari buku-buku tertentu setiap program majelis dengan latar belakang keilmuan yang jelas.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *