Ciri khas bangsa Jepang dalam apresiasi budaya

Ciri khas bangsa Jepang dalam apresiasi budaya

Penulis: Riza Ganjar Adiguna
Mahasiswa M.Sc Psikologi Universitas Tarumanagara

BAGIAN 1. PEMBAHASAN TENTANG TOPIK

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai kebudayaan. Berbicara tentang budaya berarti berbicara tentang manusia. Karena manusia tidak bisa lepas dari budaya, demikian Prof. Deddy Mulyana bahwa “kebudayaan kita pasti mempengaruhi kita sejak dalam kandungan hingga meninggal dunia, bahkan setelah meninggal kita dikuburkan dengan cara yang sesuai dengan kebudayaan kita.” Dengan kata lain, sebagai manusia kita terikat dengan kebudayaan yang kita anut sejak lahir (bahkan sebelum lahir). lahir) sampai mati, kita bahkan tidak bisa lepas dari budaya yang kita anut.

Kebudayaan itu sendiri ada karena adanya manusia. Masyarakatlah yang menciptakan budaya tersebut. Oleh karena itu, manusia tidak bisa lepas dari kebudayaan. Kebudayaan berkaitan dengan cara hidup masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Porter dan Samovar. bahwa orang belajar berpikir, merasakan, percaya dan berjuang untuk apa yang pantas menurut budaya mereka. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, tindakan sosial, aktivitas ekonomi dan politik, serta teknologi didasarkan pada pola budaya.

Saat ini, banyak orang asing atau warga negara lain yang sengaja mempelajari segala hal tentang negara yang dijuluki negeri matahari terbit ini, baik dari segi pemasaran, teknologi, ilmu pengetahuan, dan praktik manajemen khas Jepang, sejarah, bahasa, adat istiadat, dan lainnya. budaya. sebagai kepribadian dan kepribadian.tentang keyakinan dan pendapat masyarakat Jepang terhadap agama (agama) atau kepercayaan. Segala sesuatu dianggap penting dan sah untuk dipelajari dan diketahui.

Bagian 2. Pandangan hidup masyarakat Jepang pada umumnya

Setiap manusia di dunia mempunyai beberapa pandangan terhadap kehidupan ditinjau dari sistem kepercayaan dan sistem nilai terpenting yang berhubungan dengan pertanyaan filosofis tentang kehidupan dan mungkin berbeda antara satu budaya dengan budaya lainnya. Dijelaskan Mulyana, terdapat berbagai sistem kepercayaan dan sistem nilai yang lebih spesifik yang dianut seseorang mengenai berbagai aspek realitas, baik yang nyata maupun yang abstrak. Kepercayaan pada dasarnya adalah persepsi pribadi. Hal ini mengacu pada pandangan bahwa sesuatu mempunyai ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu, terlepas dari dapat atau tidaknya dibuktikan secara empiris (logis). Sedangkan nilai merujuk pada keyakinan yang relatif bertahan lama terhadap suatu objek, tindakan, peristiwa, fenomena (bahkan yang abstrak sekalipun) berdasarkan kriteria tertentu.

READ  Layanan Keuangan Terintegrasi Di Samarinda Kreatif

Jika keyakinan bersifat kognitif, maka nilai bersifat evaluatif. Untuk mengetahui pandangan hidup orang Jepang mungkin kita bisa melihat watak dan kepribadian orang Jepang secara umum, seperti yang disampaikan Danasasmita, ada empat ciri orang Jepang yang memajukan bangsa ini, yaitu:

Pertama, orang Jepang menghargai jasa orang lain. Hal ini menunjukkan betapa mudahnya mereka mengucapkan arigatoo (terima kasih) ketika menerima bantuan orang lain dan tidak menganggap remeh kerja keras orang lain, meskipun bantuannya tidak seberapa.
Kedua, orang Jepang menghargai hasil karya orang lain yang disimbolkan dengan ungkapan otsukaremadeshita (maaf, anda menimbulkan masalah).
Ketiga, perlunya setiap orang untuk mencoba yang dilambangkan dengan pepatah ganbatte kudasai (mencoba!).

Keempat, orang Jepang mempunyai semangat yang tidak pernah pudar, tangguh dan tidak mau menyerah karena keadaan, yang dikenal dengan semangat bushido (semangat pejuang). Pada dasarnya orang Jepang mempunyai kepribadian yang sangat dipengaruhi oleh semangat bushido yaitu sangat asketis, disiplin tinggi dan menegakkan kode etik dan karma dalam kehidupan. Selain empat hal yang disebutkan Danasasmita, menurut Aulia Fadhli, masih ada dua hal lagi yang perlu ditambahkan, dua hal lagi yang sangat erat satu sama lain dan menjadikan bangsa Jepang sebagai ciri khasnya, sebagaimana disebutkan di bawah ini;

Kelima, Jepang merupakan negara yang sangat menghargai tradisi dan melestarikan budaya yang diturunkan oleh para pendahulunya, dan keenam, memiliki rasa haus yang tidak pernah terpuaskan akan ilmu pengetahuan. Dengan ciri-ciri dasar inilah Jepang akhirnya muncul kembali dan mengambil kendali sebagai salah satu pemimpin di kancah perekonomian internasional.

3. Ciri-ciri Kebudayaan Jepang

Kebudayaan memberikan identitas pada sekelompok orang atau suatu bangsa. Bagaimana kita bisa mengidentifikasi aspek budaya Jepang yang membedakannya dengan bangsa kita atau bangsa lain? Salah satu caranya adalah dengan mengkaji aspek-aspek berikut.

READ  Aksi Pengurangan Emisi Desa Sahabat Bumi (GEMES) kepada 40 siswa SD di Sorong

1. Komunikasi dan bahasa Sistem komunikasi, baik verbal maupun nonverbal, membedakan suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Fungsi utama bahasa merupakan alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia, karena komunikasi dan bahasa merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Banyak sekali bahasa yang digunakan oleh masyarakat di muka bumi ini, salah satunya adalah bahasa Jepang. Bahasa Jepang mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri yang tidak lepas dari budaya masyarakatnya. Dari kata-kata hingga bahasa tubuh. Dalam tulisan Jepang, Anda dapat menggabungkan kanji, hiragana, katakana, dan romanji menjadi satu kalimat atau paragraf, dan tentu saja selesai, dan terkadang konteks memerlukannya.

2. Busana dan penampilan Meliputi busana dan dandanan (makeup) serta perlengkapan penyertanya. Seperti yang kita ketahui, Jepang mempunyai pakaian tradisional yang sangat megah dan indah yang dikenal dengan nama kimono. Berbeda dengan pakaian barat (yoofuku) yang sudah dipakai sejak zaman Meiji, orang Jepang menyebut pakaian tradisional Jepang wafuku. Nama lain dari kimono adalah gofuku. Kimono ini kebanyakan dipakai berlapis-lapis, bagian dalamnya bisa sampai dua lapis (hadajuban dan juban) dan bahan kimononya lebih tebal dan mewah. Harga kimono biasanya sangat mahal, setiap tenunan, motif, warna, bentuk atau jenisnya mempunyai arti tersendiri. Kimono untuk remaja yang belum menikah akan berbeda dengan yang sudah menikah, status sosial pemakainya juga bisa dilihat dari kimono tersebut.

3. Makan dan minum serta makan dan minum (termasuk praktik minum teh) Cara memilih, menyiapkan, menyajikan makanan dan minuman, serta cara makan dan meminumnya seringkali berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lain. Orang Jepang mempunyai cara makan dan minum yang unik. Misalnya saja kebiasaan makan orang Jepang yang menggunakan sumpit. Dan sebelum makan, orang Jepang membungkukkan badan sedikit dengan meletakkan tangan di pangkuan sambil duduk dan mengucapkan kata “itadakimasu.” Ungkapan ini seperti rasa syukur mereka atas makanan yang disajikan (kalau dalam Islam misalnya membaca basmallah), padahal kata itadakimasu sendiri sering diterjemahkan sebagai “makan enak”. Saat makan, cara yang benar adalah dengan mengangkat semangkuk nasi (bukan piring seperti budaya Indonesia) dengan tangan dan mendekatkannya ke mulut, serta menggunakan sumpit saat makan. Sumpit juga digunakan untuk menyendok makanan ke piring (lauk pauk seperti daging atau sayur). Selain itu, seperti dalam budaya Jawa, makan sambil mendengus, bersendawa, atau mengunyah dianggap tidak sopan sementara orang lain tidak dapat mendengarnya. Namun pada beberapa masakan berkuah seperti sop, ramen, udon, dan lain-lain, dianjurkan untuk menyesapnya dengan keras sambil menikmatinya, karena diyakini orang yang memakannya sangat mengapresiasi makanan yang disajikan, karena mereka menganggap makanan tersebut enak dan enak. lezat .

READ  5 Fakta Unik Kapal Pinisi, Legenda Bahari Indonesia

4. Waktu dan kesadaran akan waktu
Kesadaran akan waktu bervariasi dari satu budaya ke budaya lainnya. Beberapa orang dalam budaya tertentu akan tepat waktu dan orang lain dalam budaya tertentu mungkin merelatifkan waktu. Dalam budaya Jepang, masyarakat Jepang pada umumnya sangat ketat dalam mengatur waktu. Masyarakat Jepang mempunyai disiplin yang sangat tinggi.

5. Penghargaan dan pengakuan
Cara lain untuk menghormati budaya, menurut Harris dan Moran, adalah dengan memperhatikan cara dan metode pemberian pujian atas perbuatan baik dan berani, masa kerja, atau bentuk penyelesaian tugas lainnya. Orang Jepang adalah bangsa yang tahu bagaimana menghargai sesuatu. Orang Jepang sangat menghargai orang lain. Misalnya ketika kita (orang asing) menyapa dan mengajak ngobrol dalam bahasa Jepang, mereka akan meresponnya dengan sangat ramah dan sopan, baik itu

kosakata dan tata bahasa bahasa jepang kita sudah benar atau belum sempurna (dengan kata lain masih berantakan), mereka masih sangat mengapresiasi dan tetap memuji serta memberi semangat, mereka biasanya mengucapkan “nihongo gajouzu desu ne” dengan senyuman yang tulus dan ramah.

BELAJAR DARI KARAKTERISTIK BANGSA JEPANG DALAM PENGHARGAAN BUDAYA.
dari: https://www.researchgate.net/publication/336045700_BELAJAR_DARI_KARAKERISTIK_ BANGSA_JEPANG_DALAM_MENHARGAI_KEBUDAYAAN

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *